Service Create Sales: Menjual Lewat Layanan, Bukan Sekadar Produk
Di tengah persaingan perbankan yang
makin ketat, nasabah sekarang punya banyak pilihan. Mau buka tabungan? Ada bank
A sampai Z. Mau KPR, kartu kredit, investasi? Semua menawarkan promo, hadiah,
dan bunga menarik. Dalam kondisi seperti ini, apa yang membuat nasabah bertahan
di satu bank dan enggan pindah?
Jawabannya sering kali bukan semata
soal suku bunga atau hadiah, tetapi pengalaman layanan. Di sinilah
konsep Service Create Sales (SCS) menjadi sangat relevan.
Apa Itu Service Create Sales?
Secara sederhana, Service Create
Sales (SCS) adalah strategi penjualan yang bertumpu pada layanan
berkualitas. Bukan “jualan dulu, urusan rasa belakangan”, tetapi
kebalikannya:
Layani nasabah sebaik mungkin, buat
mereka merasa dipahami dan dihargai, lalu dari kepercayaan itulah penjualan
akan tercipta.
Dalam SCS, setiap interaksi dengan
nasabah, baik di teller, CS, call center, aplikasi mobile, maupun chat,
dianggap sebagai peluang membangun hubungan. Ketika hubungan ini kuat,
peluang untuk mengenalkan dan menjual produk lain menjadi jauh lebih besar dan
lebih natural, bukan terasa memaksa.
Manfaat Menerapkan Service Create
Sales
Kalau diterapkan dengan konsisten, SCS
bisa membawa banyak dampak positif bagi bank:
1.
Meningkatkan kepuasan dan loyalitas nasabah
Nasabah yang merasa didengar, dibantu, dan tidak “dijebak” produk, akan punya
kesan positif terhadap bank. Mereka lebih nyaman berinteraksi, tidak ragu
bertanya, dan cenderung bertahan lebih lama. Nasabah yang puas juga sering
menjadi “promotor” gratis: mereka merekomendasikan bank ke keluarga dan teman.
2.
Mendorong penjualan yang lebih sehat
Ketika nasabah percaya, mereka akan lebih terbuka ditawari produk tambahan:
kartu kredit, deposito, investasi, asuransi, atau layanan digital lainnya.
Penjualan pun bukan lagi soal “mengejar target”, tetapi menjadi hasil alami
dari hubungan yang baik.
3.
Membangun citra bank yang positif
Di era media sosial, keluhan nasabah bisa dengan mudah viral. Sebaliknya,
pengalaman positif juga bisa menyebar cepat. Bank yang konsisten mengutamakan
layanan akan dikenal sebagai institusi yang aman, profesional, dan peduli,
bukan hanya haus penjualan.
4.
Meningkatkan efisiensi operasional
Layanan yang baik biasanya diikuti dengan proses yang jelas dan sistem yang
rapi. Keluhan berkurang, repeat error menurun, waktu penanganan lebih singkat.
Semua ini bisa menekan biaya operasional dan membuat kinerja cabang maupun unit
layanan lebih efisien.
Contoh Penerapan Service Create Sales di Bank
Agar lebih konkret, berikut beberapa
bentuk nyata penerapan SCS di dunia perbankan:
1. Customer Service yang benar-benar
“service”
Bukan sekadar menjawab pertanyaan,
tetapi:
·
Menyapa nasabah dengan ramah dan tulus.
·
Mendengarkan keluhan sampai tuntas sebelum memberi solusi.
·
Memberikan penjelasan yang sederhana, bukan bahasa teknis yang
membingungkan.
·
Menindaklanjuti masalah sampai selesai, bukan hanya “dilempar” ke unit
lain.
Dari situ, ketika masalah nasabah
selesai dan mereka merasa terbantu, petugas bisa dengan halus menawarkan
solusi tambahan, misalnya:
“Supaya Bapak tidak perlu sering
antre, mungkin Bapak bisa coba aplikasi mobile banking kami. Di sana juga ada
fitur pembelian dan pembayaran rutin, jadi lebih praktis.”
Di sini, penawaran produk muncul
sebagai bagian dari solusi, bukan paksaan.
2. Produk yang sesuai kebutuhan, bukan
sekadar yang paling menguntungkan bank
Bank perlu melakukan riset pasar
dan pemetaan profil nasabah, misalnya:
·
Nasabah muda: butuh tabungan fleksibel, mobile banking mudah, mungkin
produk investasi awal.
·
Nasabah keluarga: butuh perlindungan, rencana pendidikan anak, KPR, dan
manajemen keuangan jangka panjang.
Dengan memahami profil ini, petugas
tidak asal menawarkan produk, tetapi memilih yang paling sesuai kebutuhan
nasabah. Hal ini membuat nasabah merasa dihargai dan tidak dimanipulasi.
3. Edukasi keuangan sebagai bagian
dari layanan
Bank dapat mengadakan:
·
Webinar atau kelas singkat tentang mengelola gaji, dana darurat,
investasi pemula, dan sebagainya.
·
Konten edukatif di media sosial, blog, atau aplikasi bank.
·
Konsultasi keuangan sederhana di cabang untuk membantu nasabah
merencanakan keuangan.
Ketika nasabah lebih paham, mereka
bukan hanya lebih bijak mengambil keputusan, tetapi juga cenderung memilih
produk dari bank yang selama ini mendidik dan membimbing mereka.
4. Program loyalitas yang terasa
“nggak pelit”
SCS juga bisa didukung program
loyalitas yang tepat sasaran:
·
Poin transaksi yang bisa ditukar hadiah menarik.
·
Cashback untuk penggunaan kartu debit/kredit di merchant tertentu.
·
Fasilitas khusus bagi nasabah prioritas atau nasabah lama.
Intinya, nasabah merasa bahwa kesetiaan
mereka dihargai.
Kunci Sukses Menerapkan Service Create
Sales
Agar SCS tidak berhenti hanya di
slogan, ada beberapa hal penting yang harus dipastikan bank:
1.
Komitmen kuat dari manajemen puncak
Penerapan SCS butuh perubahan cara pandang. Jika manajemen hanya fokus pada
angka penjualan tanpa melihat kualitas layanan, maka budaya di lapangan akan
tetap “jualan dulu, pelayanan belakangan”. Komitmen ini harus tercermin dalam
kebijakan, target, dan sistem reward.
2.
Budaya kerja yang customer-centric
Semua level, dari frontliner sampai back office, perlu punya pola pikir: “Keputusan
yang saya ambil, menguntungkan atau merugikan nasabah?”
Budaya ini dibangun lewat komunikasi internal, contoh dari pimpinan, serta
sistem penilaian kinerja yang juga memasukkan aspek kualitas layanan.
3.
Staf yang terlatih dan kompeten
Petugas bank perlu:
o Pengetahuan produk yang kuat.
o Keterampilan komunikasi dan empati.
o Kemampuan problem solving.
Pelatihan tidak bisa sekali saja; harus berkala, mengikuti perubahan
produk, regulasi, dan kebutuhan nasabah.
4.
Sistem dan infrastruktur yang mendukung
Misalnya:
o Sistem CRM (Customer Relationship
Management) yang menyimpan riwayat interaksi dan preferensi nasabah.
o Saluran komunikasi yang beragam:
aplikasi, chat, telepon, email, media sosial.
o Proses yang ringkas dan jelas sehingga
nasabah tidak terjebak birokrasi yang berbelit.
Tanpa sistem yang mendukung, staf yang punya niat melayani dengan baik
pun akan kesulitan bergerak.
Penutup
Service Create Sales (SCS) bukan trik penjualan baru, tetapi
cara berpikir baru: menjadikan layanan berkualitas sebagai pintu masuk
penjualan. Bank yang mampu menggabungkan pelayanan prima, pemahaman
kebutuhan nasabah, edukasi keuangan, dan sistem yang mendukung, akan lebih
mudah meningkatkan penjualan sekaligus menjaga kepercayaan nasabah.
Pada akhirnya, di industri perbankan
yang produk-produknya semakin mirip, yang membedakan bukan lagi apa yang
dijual, tetapi bagaimana cara bank melayani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar